Latest News

Wednesday, May 29, 2019

Renungkan dengan hati nurani yang dalam. Tidak ada kepentingan saya selain hanya menyampaikan kebenaran.


PENGAKUAN SEORANG KADER PKS

Testimoni ini ditulis oleh seorang mantan kader PKS dari UI bernama Arbania Fitriani, sebagai "note" pribadi di facebook.

Pertama-tama, saya menuliskan pengalaman saya ini tidak untuk menjatuhkan atau menjelek-jelekkan salah satu partai besar di Indonesia.
Saya hanya ingin berbagi pengalaman untuk menjadi bahan renungan para pembaca agar dapat lebih mengenal PKS dari dalam.

Tulisan ini dimaksudkan agar masyarakat dapat mengenal PKS secara objektif, agar rakyat Indonesia mengetahui apakah PKS benar-benar mengusung kepentingan rakyat Indonesia atau justru sedang mengkhianati masyarakat dan para kadernya sendiri dengan sentimen keagamaan serta jargon sebagai partai bersih.

Sayangnya, banyak masyarakat dan orang-orang di dalam tubuh PKS ini pun tidak menyadarinya.

Bagian tersebut akan saya jelaskan secara singkat di akhir cerita saya, dan sekarang saya ingin berbagi dulu kepada para pembaca mengenai sistem pengkaderan PKS yang sangat canggih dan sistematis sehingga dalam waktu singkat membuatnya menjadi partai besar.

Saya waktu mahasiswa adalah kader PKS mulai dari 'amsirriyah sampai ke  'am jahriyah.
Mulai dari saya masih sembunyi-sembunyi dalam berdakwah, sampai ke fase dakwah secara terang-terangan, sejak PKS masih bernama PK 1999 sampai kemudian menjadi PKS.

Dalam struktur pengkaderan PKS di kampus, ada beberapa lingkaran, yakni lingkaran inti yang disebut majelis syuro'ah (MS), lingkaran ke dua yakni majelis besar (MB), dan lingkaran tiga yang menjadi corong dakwah seperti senat (BEM), BPM (MPM), dan lembaga kerohanian Islam.

Jenjangnya adalah mulai dari lembaga dakwah tingkat jurusan, fakultas, sampai ke universitas. Jika di universitas tersebut terdapat asrama dan punya kegiatan kemahasiswaan, maka di sana pun pasti ada struktur seperti yang telah saya terangkan.

Universitas biasanya akan berhubungan dengan PKS terkait perkembangan politik kampus maupun perkembangan politik nasional. Dari sanalah basis PKS dalam melakukan pergerakan-pergerakan politik dalam negeri atas nama mahasiswa baik itu yang berwujud demonstrasi ataupun pergerakan lainnya.

Sistem pergerakan, pengkaderan, dan struktur lingkaran yang terjadi di dunia kampus sama persis dengan yang terjadi di tingkat nasional.

Kembali ke dalam struktur lingkaran PKS di kampus, orang-orang yang duduk di MS jumlahnya biasanya tidak banyak dan orang-orangnya adalah orang-orang yang terpilih. Kebanyakan yang menjadi anggota MS adalah mahasiswa yang memang sudah di kader sejak SMU.
 Tapi tidak banyak juga yang berhasil masuk ke dalam MS dari orang-orang yang telah dikader pada saat kuliah.
Saya termasuk orang yang masuk ke dalam lingkaran MS yang baru di kader pada saat kuliah dan menduduki posisi sebagai mas’ulah di asrama UI sehingga saya punya akses langsung untuk berdiskusi dengan mas’ulah tingkat universitas.

Dari sini juga saya akhirnya banyak tahu sistem dalam PKS meskipun saya pada tingkat fakultas hanya masuk sampai tingkat MB.

Dalam MS dan MB memiliki mas’ul (pemimpin untuk anggota ikhwan) dan mas’ulah (pemimpin untuk anggota akhwat). Masing-masing mas’u(lah) ini membawahi MS secara keseluruhan dan ada juga mas’ul(ah) yang membawahi sayap-sayap dakwah yakni sayap tarbiyah (mengurusi pengkaderan khusus untuk ikhwah seperti pemetaan liqoat, materi liqoat, dll), sayap syiar (mengurusi syiar islam khususnya dalam lembaga kerohanian formal dan menjaring kaderbaru), dan sayap sosial & politik (mengurusi dakwah dalam bidang lembaga formal kampus yakni BEM dan MPM).

Di lingkaran ke dua adalah majelis besar, anggotanya adalah ikhwah yang sudah di kader juga dan tinggal menerima keputusan dari MS untuk dilaksanakan. Jadi, MS ini adalah think-tank dari seluruh kegiatan yang terjadi di kampus.

Apabila kader PKS duduk sebagai ketua BEM/Senat atau MPM/BPM, maka semua kegiatannya harus mendapat ijin dari MS dan memang biasanya berbagai agenda di BEM/Senat dan MPM/BPM ini dibuat oleh MS.

Bagaimana sistem pengkaderan PKS itu sendiri? Bagaimana PKS mengubah seorang menjadi kader yang militant? Jalan pertama adalah menguasai Senat, BEM, BPM, dan MPM. Apabila lembaga formal ini sudah dikuasai maka akan mudah untuk membuat kebijakan terutama pada masa penerimaan mahasiswa baru.

Saat orientasi Mahasiswa baru biasanya mereka akan dibentuk kelompok kecil (halaqah) dan ikhwah PKS akan berperan sebagai mentor. Kegiatan ini akan berlanjut rutin selama masa perkuliahan di mana halaqah ini akan berkumpul 1 minggu sekali.

Dari sinilah biasanya akan terjaring orang-orang yang kemudian akan menjadi ikhwan  militan, bahkan orang yang sebelumnya tidak pakai jilbab dan sangat gaul bisa menjadi seorang akhwat yang sangat pemalu namun juga sangat militan.

Agenda utama kami adalah membentuk Manhaj Islamiyah di Indonesia menuju Daulah Islamiyah (mirip dengan sistem Khilafah Islamiyah dari HTI).
Doktrin utama dalam sistem jamaah PKS yang juga menamakan dirinya sebagai jamaah Ikhwanul Muslimin ini adalah “nahnu du’at qobla kulli sya’I” dan “sami’na wa ata’na”.
 Dua doktrin inilah yang membuat kami semua menjadi orang yang sangat loyal dan militan.
Setiap instruksi yang diberikan dari mas’ul(ah) ataupun murabbi(ah) kami, akan kami pasti patuhi meskipun kami tidak benar-benar paham tujuannya.

Seperti menyumbang, mengikuti demonstrasi, meskipun harus bolos kuliah, dll.

Selama saya aktif di pergerakan ini, saya melihat banyak sekali teman-teman saya yang berhenti menjadi Aktivis Dakwah Kampus (ADK). Dulu saya merasa kasihan dengan mereka, karena yang saya tahu – diberitahu oleh murabbi kami dan juga seringkali dibahas dalam taujih atau tausiyah (semacam kultum) – bahwa dalam jalan dakwah ini selalu akan ada orang-orang yang terjatuh di jalan dakwah, mereka adalah orang-orang futur (berbalik ke belakang).

Orang-orang ini biasanya kami label sebagai anggota “basah” (barisan sakit hati).
 Saya mempercayai semuanya sampai akhirnya saya pun merasa tidak cocok lagi untuk berada di sana dan memutuskan untuk keluar dari ADK padahal saya dulu sudah diproyeksikan sebagai ADK abadi (orang yang akan menjadi aktivis dakwah kampus selamanya dengan cara menjadi dosen atau karyawan tetap di kampus).

Ada beberapa alasan yang membuat saya mengambil keputusan untuk keluar, antara lain:
Adanya ekslusivisme antara kami para ADK dengan orang-orang diluar ADK.
 Kami para ADK adalah orang-orang khos (orang khusus) dan mereka adalah adalah orang ’amah (orang umum). Orang khos adalah orang yang sudah mengikuti tarbiyah dan mengikuti liqo’at (semacam halaqah tapi lebih khusus lagi) dan orang ’amah adalah orang yang belum mengenal tarbiyah.
Para ikhwah, terutama para ADK, tidak akan mau menikah dengan ’amah karena mereka dapat membuat orang khos seperti kami menjadi futur, bahkan bisa membuat kami terlempar dari jalan dakwah. *

Istilah khos dan a’amah ini membuat saya merasa tidak natural dan tidak manusiawi dalam menghadapi teman saya yang ’amah.
 Saya diajarkan bahwa mereka adalah mad’u (objek dakwah) saya.
Jika saya bisa menarik mereka ke dalam sistem kami apalagi bisa menjadi ADK, maka kami akan mendapat pahala yang sangat besar.
 Saya merasa menjadi berdagang dengan teman saya yang dulunya sebelum menjadi ADK adalah sahabat saya.
Saya merasa tidak memanusiakan teman saya dan lebih memandang mereka sebagai objek dakwah.

Dalam liqo’at ataupun dauroh saya juga ada beberapa hal yang membuat saya tidak sreg, seperti bahwa saya harus lebih mengutamakan liqo’at daripada kepentingan orang tua dan keluarga saya.

Bahkan saya pernah diberitahu bahwa bila sudah ada panggilan liqo’at, meski orang tua saya sakit dan harus menjaganya, maka saya harus tetap datang liqo (entah mengapa selama beberapa tahun saya bisa menerima konsep yang kurang manusiawi ini). Hal lain adalah saya tidak boleh mengikuti kajian di luar liqo saya, padahal setahu saya bahwa kebenaran itu tidak hanya milik liqo saya, masih banyak sekali kebenaran di luar sana.

Bahkan buku bacaan pun diatur dimana ada banyak buku yang saya sangat berguna untuk menambah wawasan keIslaman saya seperti buku yang mengajarkan tentang hakikat Islam namun oleh murabbi saya dilarang.
Untuk hal ini saya membangkang karena seandainya Islam itu memang benar rahmatan lil zalamin maka ilmunya pun pasti sangat luas dan tidak hanya monopoli orang-orang di PKS semata.
Dan hal yang paling mengusik saya adalah selama saya mengaji di liqo ataupun mengikuti taujih dan taushiyah dalam syuro ataupun dauroh-dauroh (training) saya merasa lebih banyak diajarkan tentang kebencian terhadap Agama atau aliran lain seperti bagaimana kejamnya kaum nashoro (nasrani) yang membantai saudara kami di Poso, Yahudi yang membantai saudara kami di Palestina,
JIL yang memusuhi kami, NII yang sesat, teman-teman Salafi yang mengganggu kami, dst.

Sampai-sampai, akibat begitu terinternalisasinya hal tersebut, ketika saya mengikuti tarbiyah universitas dan sedang makan siang, saya dan teman-teman menganggap yang sedang kami makan dan telan itu adalah orang-orang Yahudi dan Nashoro. Doa-doa kami pun selalu secara khusus ketika qunut adalah untuk mujahid-mujahid di Palestina dan Afganistan (kadang saya berpikir kapan kita berdoa untuk pahlawan perjuangan di Indonesia yang telah menghadiahkan kemerdekaan terhadap kita).

Sejujurnya saya lebih tersentuh dan bisa menangis tersedu-sedu ketika dibacakan ayat-ayat seperti dalam surat Ar-Rahman yang menceritakan Cinta-Ilahi ketimbang surah seperti Al-Qiyamah yang menceritakan azab Nya.

Kebencian sangat bertentangan dengan hati nurani saya karena saya sangat percaya dengan ayat yang mengatakan bahwa rahmat AllahSWT lebih cepat dari murkaNya, yang artinya cinta Allah SWT seharusnya dapat menghapus kemarahanNya terhadap umat manusia.

Inilah sebabnya mengapa di sini hati saya merasa sangat kering saat mengikuti tausiyah dan taujih yang senantiasa bercerita tentang peperangan dan kebencian.
Semua ganjalan-ganjalan yang saya rasakan akhirnya meledak ketika saya kemudian tahu dari sumber yang terpercaya dalam pemerintahan, juga dari petinggi PKS sendiri, tentang agenda yang tidak pernah saya ketahui sebelumnya dan pastinya juga tidak diketahui oleh orang-orang se-level saya atau bahkan pun pengurus inti PKS.

AGENDA UTAMA PKS

Agenda utama PKS adalah menghancurkan budaya Indonesia melalui invasi budaya Arab Saudi.

Banyak sekali indikasi yang saya rasakan langsung pada saat menjadi ADK seperti upaya kami untuk menghalang-halangi acara seni, budaya, musik, dll. Hingga berbagai upaya kami agar bisa memboikot mata kuliah ilmu budaya dasar (IBD).

Saya ingat dulu, karena saya begitu termakan doktrin bahwa mata kuliah IBD tidak berguna dan bisa melemahkan iman, saya seringkali membolos kalau ada latihan menari sampai saya sempat dibenci teman-teman saya.

Kembali kepada agenda PKS ini sebagai perpanjangan tangan dari Kerajaan Saudi, tujuan utamanya adalah agar kekuasaan Arab bisa mencapai Indonesia mengingat satu-satunya sumber devisa Arab adalah minyak yang diperkirakan akan habis pada tahun 2050 dan melalui jamaah haji.

Indonesia adalah negara yang sangat kaya sumber daya alam dan merupakan umat muslim terbesar di dunia.
Bahkan jika seluruh umat muslim di timur tengah disatukan, umat musli Indonesia masih jauh lebih banyak.
Untuk itu, agar dapat bertahan secara ekonomi, maka Arab Saudi harus bisa merebut Indonesia dan cara yang paling jitu adalah melalui invasi kebudayaan.

Islam dibuat menjadi satu dengan kebudayaan Arab, sehingga budaya Arab akan dianggap Islam oleh masyarakat Indonesia yang relatif masih kurang terdidik dan secara emosional masih sangat fanatik terhadap agama.

Ketika kebudayaan lokal sudah bisa dihilangkan dan kebudayaan Arab yang disamarkan sebagai Islam dapat berkuasa, maka orang-orang akan menjadi begitu fanatik buta bahkan fundamentalis dan tidak bisa lagi mengapresiasi agama lain dan budaya lokal. Lalu, bila kebudayaan Nusantara sudah sampai dianggap musyrik atau bid’ah, maka saat itulah NKRI akan bubar.

Orang-orang yang pulaunya dihuni oleh mayoritas non muslim atau yang masih memegang budaya lokal di Indonesia akan meminta merdeka.
Pulau-pulau di Indonesia akan terpecah belah dan pada saat itulah orang-orang ini akan bagi-bagi “kue”.

Peta rencananya adalah bagian pulau di Indonesia yang mayoritas Islam akan dikuasai oleh Arab.
Sedangkan daerah yang penduduknya mayoritas kristen akan dikuasai oleh Amerika. Lalu, daerah-daerah yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, Buddha, Animisme, dll., akan dikuasai oleh Cina.

Tidak banyak orang PKS yang tahu soal ini, hanya segelintir saja yang memahaminya.

Mereka menduduki posisi-posisi strategis dalam pemerintahan agar dapat lebih memudahkan agendanya. Sentimen keagamaan terus dipakai untuk meraih simpati masyarakat. Sehingga berbagai produk kebijakan seperti Perda Syariat, UU APP, dll yang rata-rata hanya sekedar mengurus masalah cara berpakaian semata akan dengan bangganya diterima oleh masyarakat muslim yang naif sebagai keberhasilan Islam.

Masyarakat kita lupa bahwa sampai saat ini PKS belum menghasilkan produk yang dapat memajukan ekonomi, menyelesaikan permasalahan kesehatan, pendidikan, pencegahan bencana alam, korupsi, trafficking, tayangan TV yang semakin memperbodoh masyarakat, dan permasalahan lain yang lebih riil dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita ketimbang sekedar mengatur cara orang dewasa berpakaian dan berperilaku.

Jangan terburu-buru apriori dan menganggap tulisan mengenai pengalaman saya ini adalah black campaign.

Renungkan dengan hati nurani yang dalam.
Tidak ada kepentingan saya selain hanya menyampaikan kebenaran.

Saya tahu resiko apa yang ada di hadapan saya dan siapa yang saya hadapi.
Tapi saya lebih takut menjadi bagian dari orang yang zalim, karena tahu kebenaran, namun tidak bersuara.

Rasa cinta saya bagi negeri yang sudah memberi saya kehidupan ini menutupi rasa takut saya.
Saya yakin siapa yang berjalan dalam kebenaran maka kebenaran akan melindunginya.

Buat rekan saya, murabbi saya, sahabat-sahabat saya dulu sesama ikhwah, saya mencintai kalian semua dan akan terus mencintai kalian.
Saya berharap, persaudaraan kita tetap terjalin karena bukanlah partai atau agama yang mempersaudarakan kita, tapi karena kita satu Umat Manusia, anak cucu Adam.
Kalau bahasa teman saya, kita menjadi saudara karena kita menghirup udara yang sama, makanya kita disebut “sa-udara”.
Semoga pengalaman saya ini dapat menjadi bahan renungan para jamaah “fesbukiyah” dalam menentukan pilihan pemimpin yang akan membawa kapal Indonesia menuju masyarakat yang bahagia, makmur dan sentosa, yang memiliki jati diri dan menghargai kebudayaan Nusantara.🙏

Sunday, May 26, 2019

Pengacara senior OC Kaligis yang saat ini mendekam di tahanan menyurati Anies ( Dua Surat 1 dan 2 )

Pengacara senior OC Kaligis yang saat ini mendekam di tahanan menyurati Anies Baswedan untuk memberhentikan Ketua KPK DKI Bambang Widjojanto yang digaji dari anggaran TGUPP sebesar Rp 41.220.000 per bulan itu.

OC Kaligis menulis;


"Menjadi pertanyaan disaat pemerintah giat-giatnya memberantas korupsi dan kejahatan, Anda mengangkat tersangka yang merekayasa keterangan saksi-saksi di MK sebagai pemimpin pegiat anti korupsi di Pemerintahan Bapak Gubernur".

“Apakah pantas seseorang yang berlatarbelakang pidana yang dideponeer dan diberhentikan sebagai Komisioner KPK kemudian diangkat kembali untuk jabatan penting di DKI?”

“Saya yakin Bapak Gubernur bukan pelindung para tersangka pidana untuk duduk dalam pemerintahan bapak yang terkenal bersih, karena bapak sendiri berhasil diangkat sebagai Gubernur karena saya percaya bapak adalah orang yang jujur yang punya penuh integritas dalam mengantar kami rakyat bapak menuju Clean Government”

Rupanya si Bambang Widjojanto ini sampai detik ini masih berstatus tersangka dalam kasus rekayasa pemberian keterangan palsu dalam persidangan di Mahkamah Konstitusi pada tahun 2010 yang silam.

OC Kaligis juga menyentil Anies Baswedan soal Clean Government sesuai dengan koar-koarnya Anies Baswedan saat kampanye dulu.

Kalau memang niat mau menciptakan Clean Government maka birokrat kotor yang punya rekam jejak masa lalu yang tidak bersih jangan diangkat lagi agar terciptanya penegakan hukum yang bersih dan bebas pidana.

Sekalipun kasusnya Bambang Widjojanto itu sudah dideponeer, namun tetap tidak menghilangkan statusnya itu sebagai tersangka hingga kini.

Selain itu keputusan deponeering kasusnya Bambang Widjojanto itu juga tanpa melalui prosedur yang wajar sesuai dengan keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 29/PUU-XIV/2016.

Keputusan Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa keputusan deponeering harus melalui proses konsultasi dengan DPR, Mahkamah Agung dan Kapolri.

Sedangkan dalam kasusnya Bambang Widjojanto itu keputusan deponeering diputuskan secara sepihak oleh Kejakgung kala itu. Entah ada kongkalingkong apa antara Bambang Widjojanto dan Kejakgung saat itu.

Yang dimaksud dengan Deponering menurut pasal 77 KUHAP yaitu pemberlakuan penghentian penuntutan, namun tidak termasuk penyampingan perkara untuk kepentingan.

Itulah sebabnya karena status tersangka yang masih melekat dalam kasus Bambang Widjojanto, maka dia dipecat dari jabatannya sebagai komisioner KPK.

Pemecatan Bambang Widjojanto sebagai Komisioner KPK juga karena ternyata ditemukan banyak kecurangan dan penyalahgunaan wewenang yang dia lakukan selama masa jabatannya sebagai komisioner KPK.

Salah satunya yaitu soal uang. BPK menemukan adanya penyalahgunaan uang KPK yang tidak dapat dia pertanggungjawabkan.

Karena terbukti bersalah, Bambang Widjojanto pun mingkem dan tidak berani menggugat KPK yang memecat dirinya sebagai Komisioner KPK.

Kembali ke soal surat OC Kaligis, pertanyaannya, mampukah Anies Baswedan memecat Bambang Widjojanto? Saya tidak yakin. Kan slogannya dia keberpihakan.

Selain itu si Bambang Widjojanto ini juga punya jasa yang sangat besar sebagai timsesnya Anies-Sandi untuk memenangkan mereka jadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Memang tipe yang bermasalah model Bambang Widjojanto ini yang sesuai dengan kriteria dan auranya Anies-Sandi dan para kroni-kroni mereka. Bambang Widjojanto, Sudirman Said, manusia-manusia yang penuh dengan kepalsuan.

Bambang Widjojanto dipakai Anies-Sandi tentu punya tujuan terselubung, mungkin saja sebagai bumper untuk menghantam Presiden Jokowi melalui kebijakan-kebijakan Ahok selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Salah satunya yaitu dengan mengungkit-ngungkit kembali kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras dan pembelian lahan Cengkareng yang sudah inkrah secara status hukumnya di Pengadilan.

Mereka sengaja menggiring opini publik bahwa Ahok adalah koruptor kelas kakap yang dilindungi oleh Presiden Jokowi. Ujung-ujungnya tidak jauh-jauh dari modus untuk menimbulkan mosi tidak percaya rakyat terhadap pemerintahan Jokowi.

Tujuan besar mereka lainnya yaitu meracuni alam bawah sadar rakyat lugu soal isu ketidakberpihakan pemerintahan Jokowi kepada rakyat kecil.

Pantas saja Bambang Widjojanto sangat semangat sekali menjamin Anies-Sandi bahwa Pemprov DKI tidak akan rugi mengeluarkan anggaran Rp 28 milliar untuk membayar tim TGUPP, termasuk menggaji dirinya itu.

Alasannya Bambang Widjojanto tidak rugi buang duit Rp 28 miliar untuk menyelamatkan APBD DKI Rp 77,1 trilliun yang akan dikelola Anies-Sandi.

"Maksud saya, lu buang Rp 28 milliar tapi untuk selamatkan ratusan bahkan trilliunan," begitu kata si Bambang Widjojanto ini dengan mantapnya.

Dengan adanya surat dari OC Kaligis ke Anies Baswedan itu, maka seharusnya Bambang Widjojanto mengklarifikasi suratnya OC Kaligis.

Karena jika tidak dia klarifikasi maka akan timbul timbul pertanyaan, apakah akan obyektif upayanya untuk membuka kasus Rumah Sakit Sumber Waras dan lahan Cengkareng yang kini dia lagi utak utik?

Ngemeng-ngemeng soal kasus Rumah Sakit Sumber Waras itu, yang ngungkit-ngungkit lagi kasus basi itu yang jelas adalah orang yang kurang waras.

Kalau transaksi Rumah Sakit Sumber Waras itu dibatalkan, maka pihak yayasan pemilik tanah akan senang, bahagia dan tertawa jumpalitan karena harga tanah sekarang dibandingkan harga tanah saat transaksi dulu jelas jauh lebih tinggi.

Pihak yayasan jelas happy. Sudah dikasih duit ratusan milyaran rupiah plus dapat bunga Bank, sekalipun nanti dikembalikan kalau memang harus batal, harga tanahnya justru akan jauh lebih tinggi sekarang. Yang ngasal itu ya Gabener sama Wagabenernya.

Kura-kura begitu.


Argo

NKRI Harga Mati

Untuk Mbak Titiek Soeharto, tulisan dibawah ini, bagus untuk merefresh ingatan kolektif anak bangsa Indonesia.                                                        ==================                                                                                                                                                                                             TITIEK SOEHARTO - KEKEJAMAN REZIM : Pernyataan Titiek Soeharto bahwa di zaman bapaknya tidak ada kekezaman rezim seperti yang dilakukan kini adalah pengelabuan, pembodohan, dan pemutar balikan fakta.

Pemilik nama lengkap Siti Hediati Hariyadi ini, berkata,  "Dulu zaman Pak Soeharto nggak kaya begini, kayanya sekarang lebih gila lagi. Makar, makar apa sih? Ini katanya demokrasi, kita sudah reformasi, dan boleh keluarkan pendapat. Belum apa-apa sudah dibungkam," demikian kata Titiek di depan gedung Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (21/5/2019).

Di zaman Soeharto tidak ada yang berani melakukan makar. Memikirkannya pun tidak, karena yang terancam bukan hanya diri pelaku makar,  melainkan seluruh keluarganya. Bahkan seluruh keluarga besarnya!

Ini kesempatan bagi saya untuk memaparkan fakta fakta dan menyampaikan pengalaman pribadi.

Selama Soeharto berkuasa, Ibu saya mencoblos Golkar karena diintimidasi secara halus oleh aparat Koramil di seberang rumah. Bahwa jika punya anak kerja di kantor maka wajib sekeluarganya mencoblos Golkar. Kami anak anak Ibu,  semua kerja di kantor  di Jakarta –  tapi dua di instansi pemerinah dan dua di perusahaan swasta.

Bagi orang desa yang lugu seperti Ibu kami,  tak ada perbedaan “kantor pemerintah” dan “kantor swasta”, semua yang “kerja di kantor”  wajib mencoblos Golkar. Golkar kepanjangan rezim, sebagaimana Korpri dan ABRI -  dimana Koramil menjadi ujung tombaknya.

Ibu saya menyayangi anak anaknya dan dengan caranya melindungi mereka dengan mengikui perintah orang Koramil itu. Mencoblos Golkar demi keselamatan anak anak tercintanya.

Pada masa bapaknya Titiek berkuasa, Golkar bebas menentukan jumlah kemenanganya, 60 persen atau 70 persen.  Atau lebih. Dari tiga partai yang ada, PPP dan PDI, hanya pelengkap penderita. Golkar menang nyaris tanpa perlawanan. Dalam sidang MPR, Soeharto pernah mengagas untuk menculik politisi lawan agar kuorum dalam sidang untuk menentukan kemenangannya.

Pada masa bapaknya Titiek berkuasa, saat saya mengawali kerja sebagai wartawan,  di  tahun 1983, terjadi pembunuhan massal, dengan 532 orang tewas, 367 orang di antaranya akibat luka tembakan. Tahun 1984 ada 107 orang tewas, di antaranya 15 orang tewas ditembak. Tahun 1985 tercatat 74 orang tewas, 28 di antaranya tewas ditembak. Umumnya mereka ditemukan masyarakat dalam kondisi tangan dan lehernya terikat.

Peristiwa penculikan dan penembakan misterius  - terkenal dengan sebutan Petrus - terhadap mereka yang diduga sebagai gali, preman, atau residivis itu. Belakangan, diakui Presiden Soeharto, sebagai inisiatif dan atas perintahnya. "Ini sebagai shock therapy," kata Soeharto dalam biografinya, “Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya”.

Pada zaman bapaknya Titiek berkuasa, ada buruh yang memperjuangkan haknya, upahnya dan disiksa dengan keji. Kemaluannya ditusuk dengan benda tumpul. Nama buruh itu adalah Marsinah, para akisi tak akan ada yang lupa.

Ia dibunuh di usia yang masih teramat muda, 24 tahun. Pada 8 Mei 1993,  Marsinah ditemukan sudah tak bernyawa di sebuah gubuk pematang sawah di Desa Jagong, Nganjuk. Jenazahnya divisum RSUD Nganjuk pimpinan Dr. Jekti Wibowo.

Di dalam tubuhnya ditemukan serpihan tulang dan tulang panggul bagian depan hancur. Selain itu, selaput dara Marsinah robek. Kandung kencing dan usus bagian bawahnya memar. Rongga perutnya mengalami pendarahan kurang lebih satu liter.

Satu bulan sebelum Marsinah dibunuh, Presiden Soeharto menghadiri pertemuan Hak Asasi Manusia di Thailand. Dalam forum itu, Soeharto menyatakan RUU Hak Asasi Manusia yang dicanangkan PBB tidak bisa diterapkan di negara-negara Asia.

Jenderal tangan besi itu menjelaskan, di Asia warga tak bisa bebas mengkritik pemimpinnya, beda dengan budaya Barat.

Marsinah adalah buruh PT Catur Putera Surya (CPS), pabrik arloji di Siring, Porong, Jawa Timur. Buruh PT CPS digaji Rp1.700 per bulan. Padahal berdasarkan KepMen 50/1992, diatur bahwa UMR Jawa Timur ialah Rp2.250.

Pada zaman bapaknya berkuasa ada model cantik, Dietje Budiarsih Budiono namanya -  tewas mengenaskan akibat dibunuh. Jenazahnya ditemukan di sedan Honda Accord warna putih di tepi Jalan Dupa, Kalibata, Jakarta Selatan, Senin 8 September 1986 pukul 22.00 WIB.

Luka yang membunuh Dietje antara lain tembakan di bagian lehernya menembus kepala. Kemudian aparat datang membawa skenario, mengumumkan Muhammad Siradjudin alias Pak De sebagai pembunuhnya. Pak De dipaksa mengaku sebagai pelakunya, dengan cara disiksa, bahkan anak laki lakinya disiksa juga agar bapaknya menyerah dan mengaku.

Kematian model cantik itu diisukan terkait dengan skandal yang melibatkan keluarga besar Cendana.

Di zaman Soeharto berkuasa, seorang pengecer buku di kampus, bisa dipenjara di LP Nusakambangan hingga delapan tahun. Buku yang dijual itu adalah novel Tetralogi Pramoedya Anana Toer ('Bumi Manusia', 'Anak Semua Bangsa', "Rumah Kaca', 'Jejak Langkah'), dan kawan saya itu masih hidup sampai sekarang, masih jadi aktifis.

Buku-buku novel itu kini sudah dijual di pasar dengan bebas. Sebenarnya bukan buku berbahaya, bahkan buku sastra bernilai tinggi. Namun pada zaman Soeharto jadi buku terlarang.

Pada zaman bapaknya Titiek berkuasa,  ada wartawan yang dibunuh di tengah malam karena berita berita yang ditulisnya.  Nama wartawan itu adalah Udin. Terjadi Selasa Malam tanggal 13 Agustus 1996 -  Udin didatangi oleh orang yang tidak dikenal lalu dianiaya sampai akhirnya tanggal 16 Agustus 1996 dirinya menghembuskan nafas terakhirnya.

Fuad Muhammad Syafruddin yang akrab dipanggil Udin adalah wartawan ‘Bernas’, Yogyakarta, yang dianiaya oleh orang tidak dikenal, di depan rumah kontrakannya, di dusun Gelangan Samalo, Jalan Parangtritis Km 13 Yogyakarta.

Sebelum kejadian ini, Udin kerap menulis artikel kritis tentang konflik penguasa lokal yang punya koneksi dengan orang penting di Jakarta. Udin tewas di usia 32 tahun.

PADA ZAMAN SOEHARTO BERKUASA, tokoh tokoh yang berseberangan dengan rezim diasingkan. Para tokoh Petisi 50 ditutup bisnisnya, dengan segala cara. Bank dilarang memberi pinjaman.  Bahkan anak cucunya diisolasi. Intel Kopkamib, Laksus bekerja sangat efekif dan mengabdi pada rezim, khususnya kepada keluarga Soeharto untuk melanggengkan kekuasaannya.

Anak anak generasi Milenial tidak tahu bahwa Suharto naik tampuk kekuasaan selama 32 tahun,  dengan membunuh sekurang kurangnya 78 ribu jiwa (fact finding commision), 500 ribu hingga tiga juta jiwa anggota dan simpatisan PKI tanpa pengadilan -  versi redaktur mingguan 'Mahasiswa Indonesia'.- memgutip keterangan Kolonel Sarwo Edhi Wibowo .

Sebagiannya adalah orang orang yang tidak bersalah, orang yang ikut ikutan,  dibantai dengan keji, mayatnya dilempar ke kali, dan darahnya menggangi  sungai di semua kali di seantero pulau Jawa.

Sedangkan anak cucunya yang masih hidup mendapat stigma nista keturunan PKI seumur hidupnya.

Karena itu, Titik Soeharto tidak layak bicara kekejaman rezim. Atau kegilaan rezim..

Di Indonesia, simbol kekejaman rezim itu ada di rumahnya, orang yang selama ini membesarkannya, yaitu bapaknya sendiri. *


KERUSUHAN DI JAKARTA ADALAH BUAH REKAYASA TERENCANA.
PARA PESERTA AKSI CUMA KACUNG YANG DIBAYAR MURAH.

Kerusuhan 21-22 Mei yang kabarnya sudah menewaskan 6 orang ini bukan gerakan masyarakat. Yang berperang di lapangan menolak hasil rekapitulasi KPU adalah para kacung yang dibayar murah atau dimanfaatkan ketololannya menyangka mereka berjuang di jalan Allah. Yang menjadi otak di belakang kerusuhan ini masih hidup tenang. Dia mungkin tertawa-tawa. Paling tidak untuk sementara.

Skenarionya sudah jelas terbaca. Coba lihat kronologinya:

1. Begitu Prabowo tahu kalah, langsung dia melontarkan cerita bahwa dia sebenarnya menang.

2. Kebohongan ini terus diulang-ulang, walau dengan angka yang berbeda-beda.

3. Hasil Quick Count difitnah sebagai produk lembaga riset yang dibayar Jokowi untuk menyebarkan kebohongan. Tuduhan ini juga terus diulang-ulang.

4. Di berbagai tempat, tiba-tiba saja bermunculan spanduk dan baliho yang menyatakan Prabowo menang.

5. Kubu Prabowo terus menerus menyebarkan fitnah bahwa KPU curang. Mereka membangun keyakinan bahwa ada kecurangan yang massif, terstuktur dan terencana. Mereka bahkan menyebarkan seruan agar dunia internasional turun tangan (walau mereka tahu dan berharap tidak ada delegasi pemantau internasional datang). Ini semua dilontarkan semua juru bicara dan tim kampanye Prabowo melalui semua media yang ada.

6. Meninggalnya ratusan anggota KPPS dibelokkan menjadi seolah-olah upaya terencana rezim untuk membunuhi para anggota KKPS dengan menggunakan racun agar skenario kecurangan massif bisa berjalan lancar.

7. Prabowo mengatakan tidak akan menggugat hasil rekapitulasi KPU ke Mahkamah Konstitusi, karena tidak ada gunanya. (Walau di hari terakhir, Prabowo menyatakan berubah pendapat). Prabowo bahkan menyatakan akan mengeluarkan surat wasiat, yang sampai saat ini tidak jelas kabar beritanya

8. Puncaknya adalah harus ada kerusuhan saat KPU mengumumkan hasil final pada 22 Mei.

9. Sial bagi mereka, para pembuat bom yang sedianya akan meledakkan bom pas tanggal 22 mei, tertangkap duluan. Bayangkan kalau pada saat demo di depan Bawaslu dan KPU, sejumlah bom meledak.

10. Sial bagi mereka juga, KPU secara cerdik mengumumkan hasil akhir pilpres pada 21 Mei dini hari. Itu mengacaukan rencana pergerakan massa yang semula disiapkan.

11. Sial bagi mereka juga,sejumlah tokoh provokator mereka sudah diamankan terlebih dulu, misalnya Eggy Sujana dan Kivlan Zein. Dua nama lainnya kabur keluar negeri: Haikal Hassan dan Bachtiar nasir.

12. Tapi the show must go on. Demo 21-22 Mei adalah bentuk yang lebih sederhana dari yang semula disiapkan. Tapi toh cukup kuat untuk menggetarkan. Mereka memang sengaja merancang kerusuhan. Para demonstran tidak mau bubar saat Magrib. Karena itu, seperti yang sudah mereka harapkan,
akhirnya terjadi bentrok.

13. Di malam hari itupun semua semula berjalan damai, sampai kemudian datang gerombolan baru yang dengan sengaja menginjak-injak kawat berduri di depan Bawaslu. Mereka juga melempari polisi dengan petasan. Bahkan belakangan pengunjuk rasa melemparkan bom Molotov. Polisi t terpaksa bertindak. Dalam kekacauan yang terjadi di sejumlah titik, tersiar kabar ada yang kena tembak dan tewas. Hampir pasti itu sudah disiapkan seperti penembakan mahasiswa Trisakti terjadi pada 1998. Hampir pasti bukan polisi yang menembak sampai tewas. Tapi itu sudah cukup membangun kemarahan.

14. Lantas muncullah Amien Rais dengan narasi favoritnya: polisi menembaki dan membunuhi umat Islam. Ini diviralkan melalui berbagai media sosial. Ini diharapkan membangkitkan kemarahan umat Islam.

15. Beredar kabar burung bahwa polisi mengejar dan menembaki demonstran sampai ke dalam masjid.

16. Lantas datang pula Anies Baswedan yang langsung sesudah pulang dari Jepang, menjenguk korban tertembak.

17. Bahkan juga dibangun fitnah bahwa yang menembaki demonstran adalah polisi-polisi bermata sipit yang diimpor dari Cina.

Tidak ada yang baru dengan gaya propaganda busuk semacam ini. Mereka akan terus berusaha memanaskan suasana. Mereka berharap kekacauan terjadi. Umat Islam bergerak. Dihambat polisi. Korban berjatuhan. Perang saudara.

Tapi jangan lupa, ini semua adalah peristiwa terencana. Jadi kalau mau menghentikannya, tangkaplah biangnya. Aparat hukum punya alasan cukup untuk melakukannya.

Percayalah, begitu biangnya dicyduk. Gerakan ini akan kocar kacir karena memang pada dasarnya mereka bukan gerakan yang terbangun karena hati nurani. Mereka cuma pion.

Anda tentu sudah bisa menduga siapa yang berada di belakang ini semua.

Dr. Ade Armando
Universitas Indonesia


















PR Buat Pakde Jokowi, Edisi Radikalisme




PR Buat Pakde Jokowi, Edisi Radikalisme
Salam Optimis, Suarakan PendapatmuPakde Jokowi bisa dipastikan akan memimpin lagi bangsa Indonesia selama lima tahun kedepan. Upaya penguatan sendi sendi kebangsaan menjadi bagian penting demi keutuhan NKRI. Apa yang perlu dilakukan oleh Pakde Jokowi selama lima tahun kedepan?
Masalahnya saat ini terdapat sisa-sisa kompetisi kampanye yang dinilai brutal penuh ancaman desintegrasi sosial, tindakan intoleransi dan black campaign, yang tidak gampang dihilangkan. Isu-isu hoax, fitnah, ujaran kebencian seolah-olah menjadi kebenaran dari yang tidak benar-benar nyata. Kita sudah menyaksikan di berbagai berita dan media sosial, bagaimana anak-anak dan orang-orang dewasa terpapar indoktrinasi kedengkian kepada Presiden dan Pemerintah pada umumnya. Seolah-olah Indonesia sudah bukan lagi negara yang santun, tidak menghormati orang lain dan mengabaikan hukum. Nampak masif gerakan yang ditujukan untuk membangun opini publik, untuk tidak percaya kepada Pemerintah dan Penyelenggara Pemilu.
Radikalisme inilah yang menjadi PR (Pekerjaan Rumah) sangat serius bagi Pakde Jokowi dalam memimpin pemerintahan selama lima tahun mendatang.
Kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia, perlu berkontribusi dengan menyuarakan pendapat kita.
Pendapat yang dimuat dalam polling ini akan disampaikan kepada Pakde Jokowi untuk mendapatkan perhatian beliau.
Kami ucapkan terima kasih atas partisipasi Anda mengisi polling ini.
*) Pilih satu jawaban yang menurut Anda paling sesuai.
*) Jika Anda berpendapat lain, silahkan isi di jawaban "other".
*) Polling ini disusun oleh LeadershipPark Institute dan Konco Jokowi.
1) Apakah Anda optimis bahwa Pakde Jokowi mampu memimpin Indonesia menjadi negara yang utuh sesuai Sila Ketiga, Persatuan Indonesia dan mewujudkan Sila Kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia? *


Ya

Tidak

Mungkin

Tidak tahu

Other:




2) Untuk mewujudkan bangsa Indonesia menjadi masyarakat yang siap maju dan sejahtera, dalam hal apa pembangunan manusia yang sebaiknya Pakde lakukan? *


Mendidik masyarakat yang disiplin, taat hukum, tertib dan saling menghargai

Memperkuat pendidikan agama

Memperkuat pendidikan teknologi

Memperkuat pendidikan karakter bangsa di sekolah

Tidak tahu

Other:




3) Setelah Pilpres 2019, masyarakat resah dengan aksi fanatisme dan wabah radikalisme di kalangan pendukung partai pengusung Capres Cawapres. Apa yang sebaiknya Pakde lakukan? *


Mengatur sanksi diskualifikasi partai yang melakukan pembiaran radikalisme di kalangan pengikutnya

Menyelenggarakan pendidikan moral, etika dan kebangsaan pada calon yang diusung oleh partai

Menuntut pimpinan partai yang membiarkan aksi radikalisme melalui jalur pengadilan

Membiarkan saja, karena ini hanya acara lima tahunan yang tidak berbahaya

Tidak tahu

Other:




4) Pilpres 2019 mendorong menguatnya wabah radikalisme, misalnya politisasi rumah ibadah atau gerakan menolak Pancasila. Pada Pilpres tahun 2024 dipandang perlu mencegah hal ini terjadi lagi. Apa yang sebaiknya Pakde lakukan? *


Membiarkan saja, peraturan yang mengatur hal ini sudah baik

Membuat regulasi larangan simbol-simbol kampanye yang memicu disintregrasi bangsa

Membuat regulasi detail tata cara kampanye agar sejalan dengan UUD 1945, Pancasila, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika

Memperketat syarat-syarat pencalonan, termasuk kesehatan jasmani dan kejiwaan Capres dan Cawapres.

Tidak tahu

Other:




5) Kita memiliki BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) yang bertugas membantu Presiden merumuskan arah kebijakan pembinaan ideologi Pancasila, namun dengan merebaknya wabah radikalisme yang terjadi akhir-akhir ini, apa yang sebaiknya Pakde lakukan? *


Memperkuat BPIP

Membubarkan BPIP

Membangun badan baru

Membiarkan BPIP dengan situasi dan kondisi saat ini

Tidak tahu

Other:




6) MPR memiliki program 4 Pilar Kebangsaan (Pancasila, UUD Tahun 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika) dengan merebaknya wabah radikalisme yang terjadi akhir-akhir ini, apa yang sebaiknya Pakde lakukan? *


Sosialisasi lebih intensif 4 pilar kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) di kalangan Partai-partai dan Komunitas Keagamaan

Menugaskan setiap anggota MPR DPR dan DPD untuk mampu mengajarkan 4 Pilar Kebangsaan secara berkala di sekolah sekolah

Mengganti program 4 Pilar Kebangsaan dengan program baru yang lebih modern

Memberhentikan program 4 Pilar Kebangsaan ini

Tidak tahu

Other:




7) Terkait dengan kurikulum berkarakter kebangsaan melalui pendidikan di sekolah, apa yang sebaiknya Pakde lakukan? *


Menambah jam kurikulum pendidikan agama

Menyusun kurikulum pendikan moral, etika dan kebangsaan

Menghidupkan dan memperbaiki pengajaran P4 (Pedoman, Penghayatan dan Pengamalan Pancasila)

Lanjutkan kurikulum pendidikan seperti saat ini tanpa P4 (Pedoman, Penghayatan dan Pengamalan Pancasila)

Tidak tahu

Other:




8) Untuk menghentikan radikalisme di lingkungan komunitas agama, apa yang sebaiknya Pakde lakukan? *


Seleksi ketat pada rekruitmen guru agama

Sertifikasi guru guru agama

Pemantauan ketat pada ceramah-ceramah di rumah ibadah

Negara harus mengambil alih pengelolaan rumah ibadah

Tidak tahu

Other:




9) Tenaga kerja disinyalir rentan terpengaruh oleh ajaran radikalisme, apa yang harus dilakukan? *


Memecat tenaga kerja yang terbukti ikut gerakan radikalisme

Tidak menerima pegawai yang pernah ikut gerakan radikalisme

Meminta Perusahaan bertanggung jawab membina pekerjanya dengan nilai-nilai kebangsaan

Meminta Serikat Pekerja bertanggung jawab membina anggotanya dengan nilai-nilai kebangsaan

Tidak tahu

Other:




10) Jika aparatur sipil negara (ASN) ikut dalam gerakan radikalisme, apa yang harus dilakukan oleh Pakde? *


Memberhentikan ASN itu dengan tidak hormat

Memberhentikan Kepala atau Ketua lembaganya

Melaporkan ke polisi

Membiarkan saja

Tidak tahu

Other:




11) Jika murid atau mahasiswa ikut dalam gerakan radikalisme, apa yang harus dilakukan? *


Dikeluarkan dari sekolah/kampus

Dilaporkan ke polisi

Diberi hukuman sosial

Dibiarkan saja

Dibina oleh Sekolah / Kampus

Tidak tahu

Other:




12) Bagaimana kita mengetahui bahwa orang terlibat dalam aliran atau gerakan radikal? *


Dari pernyataannya, berita, foto, audio atau video yang diunggah di media sosial.

Dari sikap dan penampilan

Dari pergaulan di komunitasnya

Dari latar belakang keluarga

Dari informasi BIN (Badan Intelijen Negara) atau Kepolisian

Tidak tahu

Other:




13) Apakah Anda memiliki pemikiran lain terkait dengan radikalisme ini, yang bisa disuarakan kepada Pakde Jokowi? *


Tidak punya, sudah cukup

Other:




Keterbukaan dlm mempelajari Kita Suci setiap pemeluk agama di Indonesia di level pendidikan tanpa baper.Saling memberi kelebihan dan kekurangan dalam penafsiran Kitab Suci tanpa baper.Terbuka atas kritikan dari pihak manapun,tanpa baper,buktikan secara ilmiah.Semua Kitab Suci harus dipelajari dengan akal sehat,diselidiki apa sumber sesungguhnya,mengapa seseorang bertindak radikalismi.Dipelajari mengapa seseorang bisa bertindak,dan apa yang mebuat mereka radikalisme.Harus dicara akar permasalahannya.Akar pikiran radikalisme, dan segera dilaksankan deradikalisme secara terubuka dan segera di seluruh Indonesia.
14) Apakah Anda berkenan mendapatkan gift dari kami? Jika berkenan, silakan isi data Anda (Nama, Nomor HP dan Alamat di kolom Other). Gift dapat diambil di Koffee Konco, Mall Epiwalk Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan. Bagi yang berada di luar Jabodetabek, gift dapat kami kirimkan. *)Selama persediaan masih ada. *


Tidak perlu, saya tidak suka gift. :)

Other:




JMG





UNS ternasuk dalam 8 PT ini :

Solo - Kelompok Islam yang bergerak secara eksklusif berkembang pesat di delapan perguruan tinggi negeri (PTN). Dikhawatirkan pergerakan ini akan menumbuhkan radikalisme di kalangan mahasiswa.

Hal ini merupakan hasil penelitian dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta dan beberapa perguruan lain.

Peneliti dari LPPM UNUSIA, Naeni Amanulloh, menyebut delapan kampus tersebut ialah UNS Surakarta, IAIN Surakarta, Undip Semarang, Unnes Semarang, UGM Yogyakarta, UNY Yogyakarta, Unsoed Purwokerto, IAIN Purwokerto.
Dia membagi kelompok Islam menjadi tiga, yakni salafi, tarbiyah dan hizbut tahrir. Kelompok hizbut tahrir itulah yang ia sebut cenderung bergerak secara eksklusif.

"Ada kontradiksi, kampus harusnya mengembangkan pemikiran kritis, sedangkan islam eksklusif cenderung doktriner, tertutup. Bagaimana bisa mereka berkembang di kampus?" kata Naeni seusai acara diskusi 'Islam Eksklusif Transnasional Merebak di Kampus Negeri' di Aula FISIP UNS Surakarta, Kamis (23/5/2019).
detiknews

Home Berita Daerah Jawa Timur Internasional Kolom Blak blakan Fokus Hoax Or Not Foto Most Popular Pro Kontra Suara Pembaca Infografis Video detikPemilu Indeks
detikPemilu
Home / detikNews / Berita Jawa Tengah
Kamis 23 Mei 2019, 20:10 WIB
Peneliti UNU Ungkap Kelompok Islam Eksklusif Merebak di 8 PTN
Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Peneliti UNU Ungkap Kelompok Islam Eksklusif Merebak di 8 PTN
Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom

CLOSE AD

Solo - Kelompok Islam yang bergerak secara eksklusif berkembang pesat di delapan perguruan tinggi negeri (PTN). Dikhawatirkan pergerakan ini akan menumbuhkan radikalisme di kalangan mahasiswa.

Hal ini merupakan hasil penelitian dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta dan beberapa perguruan lain.

Peneliti dari LPPM UNUSIA, Naeni Amanulloh, menyebut delapan kampus tersebut ialah UNS Surakarta, IAIN Surakarta, Undip Semarang, Unnes Semarang, UGM Yogyakarta, UNY Yogyakarta, Unsoed Purwokerto, IAIN Purwokerto.


Dia membagi kelompok Islam menjadi tiga, yakni salafi, tarbiyah dan hizbut tahrir. Kelompok hizbut tahrir itulah yang ia sebut cenderung bergerak secara eksklusif.

"Ada kontradiksi, kampus harusnya mengembangkan pemikiran kritis, sedangkan islam eksklusif cenderung doktriner, tertutup. Bagaimana bisa mereka berkembang di kampus?" kata Naeni seusai acara diskusi 'Islam Eksklusif Transnasional Merebak di Kampus Negeri' di Aula FISIP UNS Surakarta, Kamis (23/5/2019).
Baca juga: Keunikan Zikir Ala Jemaah Khalwatyah Samman di Maros Sulsel

Dia menilai pandangan tersebut tidak kompatibel dengan Pancasila yang telah disepakati menjadi dasar negara Indonesia. Kelompok itu dinilai bisa masuk ke ranah radikalisme ideologi.

"Mereka memiliki pandangan khilafah, syariatisasi kehidupan publik, sedikit tidak mau menerima perbedaan. Selama ini ada isu yang mengarah ke radikalisme, seperti saat HTI dibubarkan mereka bergerak, saat pelarangan bendera ISIS, mereka menunjukkan simpati," ujar dia.

Menurutnya, pejabat kampus seharusnya berani mengambil sikap dalam mengatur kehidupan keagamaan kampus. Jangan sampai kelompok tersebut semakin bebas berkembang.

"Harus ada pemimpin yang berani. Kampus harus dibangun dengan tradisi akademis yang lebih kuat. Tapi tetap tidak boleh melanggar kebebasan akademik. Pemimpin kampus harus memiliki wawasan scientist clear," tutupnya.

https://m.detik.com/news/berita-jawa-tengah/d-4562815/peneliti-unu-ungkap-kelompok-islam-eksklusif-merebak-di-8-ptn



Nggak ngerti sampai skrg, knp Pemilu thn ini tiba2 menjadi "perjuangan Islam"?


Nggak ngerti sampai skrg, knp Pemilu thn ini tiba2 menjadi "perjuangan Islam"? Apa yg salah dgn Islam di Indonesia? Tak ada mesjid yg dirobohkan atau digusur (justru yg ada tempat ibadah agama lain yg dibom), tak ada orang beribadah yg diusir, para pekerja tetap mendapat THR, libur Lebaran tetap ada, di pusat-pusat belanja bertebaran mushola, sangat banyak restoran menyediakan makanan halal, dan msh byk lagi kenikmatan lainnya. 

Siapa yg di-zholimi? Kenapa tiba2 menjadi masalah yg mengatasnamakan Islam? Kalau tidak cinta Indonesia, ayolah, silakan pindah ke Arab. Please...! Kalian tahu seperti apa kehidupan di sebagian negara Arab? Perang saudara tak berkesudahan, dan bahkan kemaksiatan juga ada. Atau coba sekali2 kalian rasakan tinggal di negara dimana Islam menjadi minoritas. Dimana mencari makanan halal susah, apalagi untuk beribadah.

Kalian pengen seperti itu? Oh ya... Apa yang membuat capres yg kalah itu tiba2 seolah mewakili perjuangan umat islam? Di sisi mana ke-islam-annya? Menebar isu - bahkan fitnah - tak berdasar, tanpa bukti. Lalu utk Presiden terpilih... siapa yg bisa membuktikan Beliau2 itu bukan Islam?  

Yang saya tahu, Islam mengajarkan menggunakan akal pikiran, bukan nafsu. Itulah sebabnya kita diwajibkan berpuasa setiap tahun untuk mengendalikan hawa nafsu. Percayalah, politik adalah urusan kekuasaan, sangat duniawi. Jangan mau diperalat dan dijadikan tumbal oleh orang-orang yg sebenarnya hanya mengejar kemewahan pribadi.

Agama dan ibadah adalah urusan personal kita dengan Sang Khalik. Jangan dibawa-bawa untuk kepentingan duniawi. Dan sekali lagi, tak ada satu pun Presiden yang bisa menjamin atau bertanggungjawab terhadap dosa-dosa kita di akhirat nanti. Pada akhirnya, kita sendiri yang akan memikul semuanya.

Salam hormat dan salut utk para petugas kepolisian dan TNI yg meninggalkan keluarga untuk menghadang bahaya, yang ditebarkan orang-orang yg tak pernah mensyukuri kenikmatan yg didapatnya.