Erizeli Jely Bandaro: Saya hanya berpikir, kapan Indonesia menerapkan metode Mesir dalam menghadapi radikalisme...?
BELAJAR DARI MESIR
(Cara menghadapi politik identitas)
Berkat proses bertahun tahun politik identitas, tahun 2012 kelompok Islam berhasil menjatuhkan Husni Mubarak lewat Pemilu.
Kekalahan Mubarak dan naiknya Mursi adalah kemenangan Ikhwanul Muslimin (IM) bersama ormas islam lainnya yang telah melakukan perjuangan panjang berpuluh tahun untuk tegaknya syariah Islam.
Namun kemenangan itu tidak berumur panjang. Karena ormas yang tadinya mendukung IM mulai beraksi berlain jalan. Saling rebut kekuasaan diatara kelompok IM dan HT terjadi.
Di tambah lagi Rakyat Mesir mulai muak dengan para orang yang mengaku pemegang kunci kebenaran dan sorga itu.
Apa pasal?
Di tangan mereka bukannya Mesir bertambah baik secara politik tapi malah mundur kebelakang. Lembaga kehakiman dikontrol Presiden lewat referendum.
Hasilnya?
Ekonomi semakin memburuk, korupsi marak, kolusi menjadi pemandangan umum di bawah Mursi.
[https://hatihatiradikalisme.blogspot.com/2020/08/belajar-dari-mesir-cara-menghadapi.html]
**
Kondisi ini memancing amarah Rakyat Mesir. Aksi menentang Mursi terjadi massive disetiap kota. Militer Mesir dapat bersikap bijak. Mereka sadar gerakan itu murni karena soal keadilan.
Dengan dukungan militer , pada 3 Juli 2013 rakyat mendepak Mursi dari kursi presiden. Mursi dijebloskan ke penjara, dan harus siap dihukum mati.
Praktis Mursi hanya berkuasa selama satu tahun tiga hari.
Setelah itu, Mesir bertransformasi menjadi negara demokratis dan mengharamkan segala kampanye khilafah dan gerakan islam radikal.
Karena mereka sudah membuktikan para mereka yang hafid al quran itu ternyata penipu ulung atas nama agama.
Ditengah upaya membangun menyejahterakan rakyat, sekelompok orang yang masih bermimpi membangun kekuasaan atas dasar syariah islam terus melakukan konsolidasi secara diam-diam untuk menyerang disaat ada kesempatan.
Maka terjadilah serangan bom bunuh diri dan penembakan di masjid Al-Rawda, Sinai, Mesir, yang menewaskan 235 orang dan 109 luka berat.
Para pejabat Mesir menyatakan, tragedi di masjid “kaum sufi” itu merupakan serangan teroris paling mematikan dalam sejarah modern Mesir.
Bagaimana sikap pemerintah Mesir?
Tidak ada dialog lagi antara ulama dan tokoh agama.
Tidak ada persuasi makan siang antar tokoh agama.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menanggapi tragedi serangan bom di masjid itu dengan memerintahkan militer mekakukan serangan besar besaran.
Dengan dukungan drone AS dan Eropa, upaya pengejaran target dapat dengan mudah dilakukan dan tepat mengenai semua sasaran. Semua wilayah teroris berhasil diluluh lantakan termasuk ratusan para jihadis mati.
Operasi inteligent memburu para pihak yang dicurigai mendukung teroris dilakukan dengan aksi pengkapan secara massive.
Dua bulan lalu massa IM kembali turun kejalan. Namun berhasil ditumpas pemerintah dan menangkap 2800 kader IM dan para aktifis.
**
Apa yang terjadi dengan Mesir bisa saja terjadi di Indonesia.
Perjuangan mendirikan khilafah dan syariat islam itu bukan gerakan moral dan spritual. Itu murni gerakan politik.
Tidak ada agama yang diperjuangkan disini kecuali kekuasaan.
Kalau mereka pejuang agama atas nama Allah dan Rasul, tidak mungkin mereka membunuh orang yang sedang sholat di mesjid. Tidak mungkin melukai aparat polisi yang sedang sholat di masjid.
Kebencian mereka kepada umat islam yang tidak mendukung gerakan mereka lebih besar dibandingkan dengan orang non islam.
Jadi siapapun anda yang masih percaya gerakan politik identitas Islam, membela syariah islam maka anda sedang digiring jadi zombie ganas.
Waspadalah, jangan sampai negeri ini jadi korban keganasan para jihadis yang menghalalkan darah siapa pun demi kekuasaan.
Belajarlah dari Mesir, yang kini jadi negara modern. Berkat Cina, Mesir membangun ibukota baru yang modern.
Mantan Asisten Direktur Dana Moneter Internasional Mesir, Fakhri Al-Faqi, mengatakan bahwa data semester pertama 2019, Mesir berhasil berada di posisi ke tiga setelah Cina dan India sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia, dan..
Indonesia tertinggal karena terus kompromi dengan radikalisme.
[https://hatihatiradikalisme.blogspot.com/2020/08/belajar-dari-mesir-cara-menghadapi.html]
Thursday, August 27, 2020
Monday, August 17, 2020
Geram Anaknya Diracuni Khilafah
*VIRAL! GERAM ANAKNYA DIRACUNI 'KHILAFAH', PRIA INI LABRAK KELOMPOK PENGAJIAN HTI*
Pemilik akun @Bengkeltanah1 membongkar kesesatan HTI yang telah meracuni anaknya ketika kuliah di salah satu PTN.
Akun @Bengkeltanah1 bercerita bagaimana perubahan putrinya sejak bergabung dengan HTI, dia sudah berani mengkritisi cara beribadah kedua orang tuanya bahkan menyinggung tentang khilafah.
Berikut kultwit akun @Bengkeltanah1 yang membongkar kesesatan HTI:
‘HTI MERACUNI PTN’
*1. Sbg org tua saya sangat bangga ketika anak saya perempuan diterima di sebuah PTN ternama di Surabaya pada tahun 2015. Krn dia perempuan mk setiap brgkt kuliah saya antar jemput sendiri setiap hari. Pada masa awal kuliah semua berjalan baik2 saja.*
2. Memasuki bulan ke 3 masa kuliah anak saya mohon ijin u/ ikut kelompok pengajian di Kampus katanya. Saya berpikiran positif saja, mk saya ijinkan tp dng syarat ketua kelompok pengajian hrs ktm saya di rumah. Selang bbrp hari datanglah seorang perempuan berjilbab ke rumah
3. Kedatangannya u/ minta ijin mau mengajak anak saya u/ aktuf di kelompok pengajian yg dia adakan. Akhirnya saya ijinkan anak saya u/ ikut kelompok pengajian tersebut. Dalam seminggu kelompok pengajian berkumpul 1 – 2 kali di Masjid Kampus anak saya, stlh 1 minggu aktif
*4. Di kelompok pengajian tersebut mulai ada yg aneh dlm pribadi anak saya, dia sangat tekun Sholat 5 waktu dan sering berjilbab meski didlm rumah, prilakunya jg sdh mulai berubah dan sering mengkritisi ibadah orang tua dan saudaranya, tp tetap saya biarkan dan ikuti terus apa mau*
*5. Kemudian tempat kelompok pengajian mulai berpindah dr satu tempat ke tempat lain, dng jumlah peserta 5 – 10 mahasiswi, tetap saya ikuti dng sabar. Masuk minggu ke 2 kepribadian anak saya mulai berubah krn lbh fokus ke pengajian drpd kuliah, saya msh sabar dan ikuti*
6. Minggu ke 3 kelompok pengajian yg diikuti anak saya mulai diisi dng ceramah agama, dan ada penceramahnya. Sekilas saya melihat Si penceramah bukanlah mahasiswi semester 1, krn penampilannya agak beda dng yg lain. Krn saya menunggu diluar samar2 terdengar materi ceramah
7. Tidak hanya masalah agama saja tp sdh membicarakan ttg kemayarakatan dan pemerintahan. Disini saya mulai tdk nyaman, tp saya mencoba bijak dan terdiam. Dlm hati saya mengatakan kelompok pengajian ini tdk baik. Sbg ortu saya tetap berkewajiban membimbing anak saya
*8. Setelah sampai di rumah mulai saya bicara dr hati ke hati dng anak saya ttg pengajian yg dia ikuti. Semua hal yg baik sesuai agama saya terima dng bijak, saya kaget ketika anak saya mulai bicara Khilafah, sbg ortu saya hrs tetap sabar. Pembicaraan akhirnya saya alihkan*
9. Ke arah pendidikan, saya katakan dng lembut kpd anak saya ” kamu pilih belajar ilmu umum sesuai keinginan dan cita2 mu ato kamu mau belajar ilmu agama ” sambil tetap tenang saya sampaikan bahwa ortu banting tulang buat biaya kamu kuliah agar kamu sukses. Lama anak saya terdiam
*10. Akhirnya sambil menangis dia menyatakan saya tetap ingin belajar ilmu umum sampe lulus nanti. Dari sini saya baru punya keberanian masuk lbh dlm bertanya kpd anak saya ttg kelompok pengajian tsb. Ternyata kelompok pengajian tersebut dimentori oleh orang HTI. Dan selalu bergerak*
11. Dari satu kampus ke kampus lainnya, melalui kelompok2 kecil 5 – 10 org. Mereka yg sdh fasih pemahamannya akan bertemu kelompok lain yg levelnya lbh tinggi. Dan akhirnya akan dilibatkan dlm suatu kelompok pengajian umum dlm suatu acara dan tempat yg mereka tentukan
*12. Pembicara dlm ceramah umum menghadirkan orang2 senior di HTI. Disinilah racun mulai ditebar kpd kelompok2 pengajian yg telah direkrut sbg kader mudah dr kaum intelektual . Tepat pada akhir minggu ke 4 saya minta kpd anak saya u/ bertemu dng temannya perempuan yg prnh dtg.*
13. Ke rumah bln lalu, anak saya bersedia. Besok nya saya temuai perempuan itu di sebuah Masjid didlm kampus dan saya ajak dialog dr hati ke hati ttg anak saya dan kelompok pengajian tsb. Dia saya giring agar mempertemukan saya dng pimpinan diatas nya, alhamdulillah bersedia .
14. Singkat cerita saya bertemu pimpinan ato senior dia di sebuah tempat. Terjadilah perdebatan antara saya dng mereka 3 orang, mereka menyerang saya dr sisi agama tetap saya dengarkan saja, intinya mereka mengatakan ” kami mengajar anak bapak ttg ajaran Khilafah “
*15. Disini saya mulai geram, saya berdiri dan tatap mata mereka satu per satu, saya hormati kelompok pengajian ini, tp tolong hormati hak saya sbg ortu u/ mendidik anak saya dng ilmu pengetahuan umum bkn dng ilmu agama, krn anak saya kuliah di Pergurun Tinggi Negeri.*
*16. Mereka tetap ceramah agama didpn saya ttg Khilafah tp tdk saya hiraukan. Lalu saya mencoba tenang, saya tanya satu per satu apakah mereka belajar di Kampus yg sama dng anak saya. Saya semakin emosi ketika ada salah satu yg menyatakan dia dr Kampus yg berbeda. Disinilah saya emosi*
*17. Saya maki2 semuanya ” kalian mahasiswa bajingan semua berani meracuni anak saya dng doktrin ajaran sesat ” Ayo tunjukkan kpd saya siapa pemimpin mu disini ? Akhirnya ada seorang pemuda mungkin seniornya mencoba meredahkan emosi saya, dia mengatakan ” silakan anak bapak*
*18. Tidak ikut kelompok pengajian ini. Akhirnya mereka minta ma’af kpd saya dan anak saya. Setelah kejadian itu kelompok pengajian di Kampus anak saya tdk ada kegiatan. Tp tetap saya pantau anak saya agar tdk didekati oleh kelompok mereka. Sejak itu saya berpikiran bahwa msh*
*19. Banyak Kampus PTN lain di seluruh Indonesia yg disusupi oleh org2 HTI. Pengkaderan ini sangat berbahaya krn merekrut anak2 mahasiswa PTN yg memiliki kecerdasan intelektual diatas rata2. Alhamdulillah setelah tahun lalu Lulus anak saya sdh bekerja sesuai cita2 nya.*
(suaraislam)
https://www.suaraislam.co/viral-geram-anaknya-diracuni-khilafah-pria-ini-labrak-kelompok-pengajian-hti/
hatihatiradikalisme.blogspot.com
Pemilik akun @Bengkeltanah1 membongkar kesesatan HTI yang telah meracuni anaknya ketika kuliah di salah satu PTN.
Akun @Bengkeltanah1 bercerita bagaimana perubahan putrinya sejak bergabung dengan HTI, dia sudah berani mengkritisi cara beribadah kedua orang tuanya bahkan menyinggung tentang khilafah.
Berikut kultwit akun @Bengkeltanah1 yang membongkar kesesatan HTI:
‘HTI MERACUNI PTN’
*1. Sbg org tua saya sangat bangga ketika anak saya perempuan diterima di sebuah PTN ternama di Surabaya pada tahun 2015. Krn dia perempuan mk setiap brgkt kuliah saya antar jemput sendiri setiap hari. Pada masa awal kuliah semua berjalan baik2 saja.*
2. Memasuki bulan ke 3 masa kuliah anak saya mohon ijin u/ ikut kelompok pengajian di Kampus katanya. Saya berpikiran positif saja, mk saya ijinkan tp dng syarat ketua kelompok pengajian hrs ktm saya di rumah. Selang bbrp hari datanglah seorang perempuan berjilbab ke rumah
3. Kedatangannya u/ minta ijin mau mengajak anak saya u/ aktuf di kelompok pengajian yg dia adakan. Akhirnya saya ijinkan anak saya u/ ikut kelompok pengajian tersebut. Dalam seminggu kelompok pengajian berkumpul 1 – 2 kali di Masjid Kampus anak saya, stlh 1 minggu aktif
*4. Di kelompok pengajian tersebut mulai ada yg aneh dlm pribadi anak saya, dia sangat tekun Sholat 5 waktu dan sering berjilbab meski didlm rumah, prilakunya jg sdh mulai berubah dan sering mengkritisi ibadah orang tua dan saudaranya, tp tetap saya biarkan dan ikuti terus apa mau*
*5. Kemudian tempat kelompok pengajian mulai berpindah dr satu tempat ke tempat lain, dng jumlah peserta 5 – 10 mahasiswi, tetap saya ikuti dng sabar. Masuk minggu ke 2 kepribadian anak saya mulai berubah krn lbh fokus ke pengajian drpd kuliah, saya msh sabar dan ikuti*
6. Minggu ke 3 kelompok pengajian yg diikuti anak saya mulai diisi dng ceramah agama, dan ada penceramahnya. Sekilas saya melihat Si penceramah bukanlah mahasiswi semester 1, krn penampilannya agak beda dng yg lain. Krn saya menunggu diluar samar2 terdengar materi ceramah
7. Tidak hanya masalah agama saja tp sdh membicarakan ttg kemayarakatan dan pemerintahan. Disini saya mulai tdk nyaman, tp saya mencoba bijak dan terdiam. Dlm hati saya mengatakan kelompok pengajian ini tdk baik. Sbg ortu saya tetap berkewajiban membimbing anak saya
*8. Setelah sampai di rumah mulai saya bicara dr hati ke hati dng anak saya ttg pengajian yg dia ikuti. Semua hal yg baik sesuai agama saya terima dng bijak, saya kaget ketika anak saya mulai bicara Khilafah, sbg ortu saya hrs tetap sabar. Pembicaraan akhirnya saya alihkan*
9. Ke arah pendidikan, saya katakan dng lembut kpd anak saya ” kamu pilih belajar ilmu umum sesuai keinginan dan cita2 mu ato kamu mau belajar ilmu agama ” sambil tetap tenang saya sampaikan bahwa ortu banting tulang buat biaya kamu kuliah agar kamu sukses. Lama anak saya terdiam
*10. Akhirnya sambil menangis dia menyatakan saya tetap ingin belajar ilmu umum sampe lulus nanti. Dari sini saya baru punya keberanian masuk lbh dlm bertanya kpd anak saya ttg kelompok pengajian tsb. Ternyata kelompok pengajian tersebut dimentori oleh orang HTI. Dan selalu bergerak*
11. Dari satu kampus ke kampus lainnya, melalui kelompok2 kecil 5 – 10 org. Mereka yg sdh fasih pemahamannya akan bertemu kelompok lain yg levelnya lbh tinggi. Dan akhirnya akan dilibatkan dlm suatu kelompok pengajian umum dlm suatu acara dan tempat yg mereka tentukan
*12. Pembicara dlm ceramah umum menghadirkan orang2 senior di HTI. Disinilah racun mulai ditebar kpd kelompok2 pengajian yg telah direkrut sbg kader mudah dr kaum intelektual . Tepat pada akhir minggu ke 4 saya minta kpd anak saya u/ bertemu dng temannya perempuan yg prnh dtg.*
13. Ke rumah bln lalu, anak saya bersedia. Besok nya saya temuai perempuan itu di sebuah Masjid didlm kampus dan saya ajak dialog dr hati ke hati ttg anak saya dan kelompok pengajian tsb. Dia saya giring agar mempertemukan saya dng pimpinan diatas nya, alhamdulillah bersedia .
14. Singkat cerita saya bertemu pimpinan ato senior dia di sebuah tempat. Terjadilah perdebatan antara saya dng mereka 3 orang, mereka menyerang saya dr sisi agama tetap saya dengarkan saja, intinya mereka mengatakan ” kami mengajar anak bapak ttg ajaran Khilafah “
*15. Disini saya mulai geram, saya berdiri dan tatap mata mereka satu per satu, saya hormati kelompok pengajian ini, tp tolong hormati hak saya sbg ortu u/ mendidik anak saya dng ilmu pengetahuan umum bkn dng ilmu agama, krn anak saya kuliah di Pergurun Tinggi Negeri.*
*16. Mereka tetap ceramah agama didpn saya ttg Khilafah tp tdk saya hiraukan. Lalu saya mencoba tenang, saya tanya satu per satu apakah mereka belajar di Kampus yg sama dng anak saya. Saya semakin emosi ketika ada salah satu yg menyatakan dia dr Kampus yg berbeda. Disinilah saya emosi*
*17. Saya maki2 semuanya ” kalian mahasiswa bajingan semua berani meracuni anak saya dng doktrin ajaran sesat ” Ayo tunjukkan kpd saya siapa pemimpin mu disini ? Akhirnya ada seorang pemuda mungkin seniornya mencoba meredahkan emosi saya, dia mengatakan ” silakan anak bapak*
*18. Tidak ikut kelompok pengajian ini. Akhirnya mereka minta ma’af kpd saya dan anak saya. Setelah kejadian itu kelompok pengajian di Kampus anak saya tdk ada kegiatan. Tp tetap saya pantau anak saya agar tdk didekati oleh kelompok mereka. Sejak itu saya berpikiran bahwa msh*
*19. Banyak Kampus PTN lain di seluruh Indonesia yg disusupi oleh org2 HTI. Pengkaderan ini sangat berbahaya krn merekrut anak2 mahasiswa PTN yg memiliki kecerdasan intelektual diatas rata2. Alhamdulillah setelah tahun lalu Lulus anak saya sdh bekerja sesuai cita2 nya.*
(suaraislam)
https://www.suaraislam.co/viral-geram-anaknya-diracuni-khilafah-pria-ini-labrak-kelompok-pengajian-hti/
hatihatiradikalisme.blogspot.com
Saturday, August 15, 2020
OPERASI SENYAP DENSUS 88 DI BEKASI DAN JAKARTA, TANGKAP 15 TERORIS JARINGAN JAD
Densus 88 menangkap 15 teroris jaringan JAD yang tersebar di Bekasi dan Jakarta, Rabu (12/8) pagi. Kelompok JAD tersebut selama ini diketahui bekerja sama dengan Mujahid Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono mengatakan, 15 teroris tersebut telah berbaiat ke pimpinan ISIS di salah satu rumah anggota JAD di Bekasi pada 2019 lalu.
Selain itu, 15 teroris tersebut juga mengikuti sejumlah pelatihan seperti di Goa Ciwadong, Jonggol, hingga idad (latihan sebagai persiapan untuk melakukan serangan) di Curug, Karawang, Jawa Barat.
“Mengadakan idat dan kajian di Goa Ciwadong, Jonggol. Mengadakan idad di Curug, Karawang pada tanggal 8 September 2019. Mengadakan kegiatan kajian di Gunung Batu, Bogor, dan berbaiat kepada ISIS di rumah RN, dan membantu pembiayaan JAD dan MIT,” kata Awi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (14/8).
Berikut identitas 15 teroris yang ditangkap Densus 88 pada Rabu (12/8):
KIA (33) pimpinan JAD Bekasi ditangkap di kontrakan Jalan Sumber Jaya, Kota Bekasi pada pukul 11.00 WIB. Barang bukti sebanyak 44.
AR (54) ditangkap di Jalan Raya Bekasi, Bekasi, Jawa Barat pada pukul 09.00 WIB. Berbaiat ke ISIS. Diamankan barang bukti 9 benda.
MF (21) ditangkap di Pondok Gede, Bekasi pukul 05.00 WIB. Berbaiat ke ISIS. Diamankan barang bukti 1 benda mencurigakan.
S (30) warga Tanjungbalai, Sumut ini ditangkap di Jati Makmur, Bekasi sekitar pukul 07.24 WIB.
M (27) ditangkap di Pondok Gede, Bekasi, pukul 11.00 WIB. Berbaiat ke ISIS.
ML (27) ditangkap di Pondok Gede, Bekasi sekitar pukul 11.00 WIB. Berbaiat ke ISIS.
RM (22) warga Brebes ini ditangkap di Cikarang Barat, Bekasi, sekitar pukul 06.00 WIB. Berbaiat ke ISIS.
OL (47) ditangkap di Gang Wiro Setu, Bekasi sekitar pukul 06.00 WIB. Berbaiat ke ISIS.
AA (24) ditangkap di Bekasi, sekitar pukul 08.00 WIB. Berbaiat ke ISIS.
H (44) ditangkap Gang Kecapi, Bekasi, sekitar pukul 11.24 WIB. Berbaiat ke ISIS. Barang bukti diamankan 10 benda mencurigakan.
MR (23) ditangkap di Jalan Cempaka Putih, Jakarta Pusat sekitar pukul 08.00 WIB. Berbaiat ke ISIS. Diamankan 29 barang bukti benda mencurigakan.
AH (54) warga asal Pelembang ini ditangkap di Desa Kejiawan, Cirebon, Jawa Barat sekitar pukul 09.00 WIB.
RFP (24) ditangkap di Jalan Villa Nusa Indah, Bekasi. Perannya sebagai pengirim logistik ke jaringan MIT Ali Kalora di Sulteng. Berbaiat ke ISIS.
SR (35) warga asli Ambon ini ditangkap di Tangerang Selatan, sekitar pukul 08.00 WIB. Peran menjadi penyedia dana untuk JAD dan MIT.
AR (42) djtangkap di Bojongmenteng, Bekasi sekitar pukul 12.00 WIB. Terlibat pengiriman orang ke Suriah.
https://kumparan.com/kumparannews/operasi-senyap-densus-88-di-bekasi-dan-jakarta-tangkap-15-teroris-jaringan-jad-1u01lZI2bxr