Latest News

Monday, July 20, 2020

Kenapa Khilafah Tertolak? (Bagian 2)


Kesalahan fatal yang dilakukan HTI adalah bicara sejarah Islam tidak oleh orang yang berilmu. Oleh karena itu, alih-alih khilafah HTI dianggap sebagai bagian dari sistem Islam, mereka yang justru malah tidak paham sejarah atau malah anti sejarah. Khilafah HTI hanya diminati oleh orang-orang awam, yang hanya mengandalkan emosi tobat dalam mempelajari Islam. Bukan dari kalangan santri dan terpelajar yang literatur keislamannya kuat. Selain juga diisi oleh orang-orang yang tidak mendapatkan tempat--lebih tepatnya kedudukan--dalam Pemerintahan, orang-orang yang juga frustasi akan realitas sosial yang kompleks, tetapi tidak sabar dalam melakukan transformasi sosial.

Para eks HTI mungkin khilaf, bahwa NKRI itu merupakan khilafahnya Indonesia. Salah satu ijma' dan ijtihad politik kebangsaan para ulama. Para ulama dan pendiri bangsa ini memahami betul betapa Indonesia merupakan Negara yang penuh dengan perbedaan dan keberagaman. Sehingga Indonesia memang tidak perlu mendasarkan sistem ketatanegaraannya hanya berdasarkan agama tertentu. Indonesia itu Negara-bangsa, bukan Negara-agama, bukan pula Negara Islam, Negara Kristen dan seterusnya. Betapa repotnya kalau masing-masing pemeluk agama di Indonesia menuntut Pemerintah untuk mengganti NKRI menjadi Negara berdasarkan agama masing-masing. Kacau!

Maka dari itu, di bawah payung NKRI, semua agama setara. Baik Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Bundha dan Konghucu, semuanya mempunyai kedudukan yang setara. Sehingga Islam meskipun menjadi agama mayoritas di Indonesia, tidak boleh sewenang-wenang hendak memaksakan Islam sebagai bentuk Negara. Termasuk Perda-perda syariah (formalitas) tidak boleh diberlakukan di berbagai daerah. Bedakan antara syariat Islam dengan Perda Syariah. Syariat Islam itu asalnya dari Allah, sementara Perda Syariah merupakan produk politik para anggota dewan yang punya kepentingan tertentu.

Walhasil, dengan sendirinya khilafah ala HTI memang tertolak. Produk khilafah HTI bukanlah sistem ketatanegaraan yang pernah dipraktikkan Nabi Saw., dan para sahabatnya. Khilafah HTI hanyalah ambisi dan nafsu untuk merebut kekuasaan NKRI yang sah. Khilafah HTI hanya kedok untuk mengelabui sebagian umat Islam untuk membenci Pemerintah yang ada. Asal kita tahu, di Negara manapun, tidak ada yang tata kelola Pemerintahannya ideal 100 persen. Selalu saja ada anomali dan perilaku koruptif. Kita harus kompak dan sabar membenahinya, bukan malah membuat sistem Pemerintah tandingan yang sama sekali tidak berdasar keilmuan yang otoritatif.

Wallahu a'lam

 Mamang M Haerudin (Aa)

Pesantren Bersama Al-Insaaniyyah, 19 Juli 2020, 16.47 WIB
https://hatihatiradikalisme.blogspot.com/2020/07/kenapa-khilafah-tertolak-bagian-2.html

MARI KENALI PAHAM RADIKAL



Paham radikalisme itu  bercirikan ajaran atau himbauan yang mendorong pihak /orang tertentu untuk memusuhi pihak lain atau orang lain.

Mereka mengkondisikan agar kita saling bermusuhan.

Bermusuhan antar  kerabat, sahabat bahkan dalam keluarga kita sendiri.

Paham radikalisme juga mengkondisikan agar kita tidak mudah memafkan bahkan dihasutnya kita untuk saling membenci untuk meraih anggota baru dalam kelompoknya.

Paham radikalisme juga membenarkan kita untuk saling menghina, mencaci maki dan otak kita mereka cuci agar kita senantiasa dalam kegelusahan dan mencekam.
Mereka itu tidak cinta perdamaian hingga misi mereka tercapai alias berkuasa.

Itulah yang dilakukan oleh paham radikal.

Kalaupun bila mereka berhasil atau gagal kita sdh keburu hancur berantakan dan porak poranda.
Seperti yg dialami oleh saudara kita di belahan negara lain.

Orang-orang  paham radikal semacam ini adalah orang-orang yang latah.

Pemimpin ormas atau paham radikal ini menimba hasil berupa materi (dana dari para donor) dan non materi berupa kesenangan diatas penderitaan orang lain.
Orang seperti itu sebenarnya orang atau pemimpin yang haus kekuasaan dan ada penyakit di dalam jiwanya.

Jadi mereka itu sebenarnya bukan orang beriman atau orang yang beragama sebagaimana yg dicontohkan oleh para utusan Tuhan (Allah SWT).

Pemimpin paham radikal ini sebenarnya adalah perusak tatanan manusia, agama dan bumi kita.

Mereka yang gemar memaksakan kehendak dengan kekerasan kebencian di dalam Islam tidak dibenarkan termasuk pada agama lainnya.

Mereka pemimpin paham radikal ini pesakit jiwa yang senang hidupnya diatas penderitaan orang lain.

Sekali lagi kami garis  bawahi, bahwa pemimpin  paham radikal ini senantiasa mengajak kita saling bermusuhan diantara sesama saudara, keluarga,  kerabat dan sesama anak bangsa.

Mari kit hentikan penyusupan dan hipnotisme paham radikal semacam itu.
Teruslah bersatu dan halau mereka (PKI dan HTI) atau apapun namanya yang berpaham radikal dari hadapan kita...

Salam Pancasila & NKRI
https://hatihatiradikalisme.blogspot.com/2020/07/mari-kenali-paham-radikal.html