Latest News

Monday, September 16, 2019

4 ALIRAN RADIKAL DAN ALASAN MASUK INDONESIA, WASPADALAH !


KIAI SAID UNGKAP 4 ALIRAN RADIKAL DAN ALASAN MASUK INDONESIA, WASPADALAH !

Sabtu, 14 September 2019

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj, mengungkap empat macam aliran radikal yang masuk ke Indonesia sejak ‘80-an.

Keempat aliran itu memiliki tingakatan radikal berbeda, sedangkan yang paling radikal adalah yang masuk terakhir, yakni Takfiri.

◆ PERTAMA, WAHABI.
Aliran ini, kata Said, masuk secara perlahan sejak ‘80-an dengan teologinya yang radikal, tapi tidak tindakannya.

Kelompok ini menilai perayaan Isra’ Mi’raj adalah bidah, Maulid Nabi SAW bidah, dan ziarah kubur musrik. Tapi, ujar Said, kelompok ini menyampaikan hal yang dianggap bidah itu secara santun. Tanpa caci maki.

“Saya tahu persis, dari sananya ulama Wahabi memang melarang caci maki,” kata Said ketika menjadi pembicara dalam seminar bertajuk ‘Selamatkan Indonesia dari Radikalis, Teroris, dan Separatis’ di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (12/9).

◆ KEDUA, SALAFI.
Aliran yang datang dari Yaman ini, ujar Said, lebih keras dari pada Wahabi karena mulai menggunakan caci maki. Kelompok yang mengikuti aliran ini berkeinginan melaksanakan purifikasi ajaran Islam.

◆ KETIGA, JIHADI.
Aliran ini lebih radikal dan bahkan bisa disebut ekstrem jika dibandingkan dengan dua aliran sebelumnya. “Jihadi menghalalkan membunuh non-Muslim dan menghancurkan tempat ibadahnya,” ucap Said.

◆ KE EMPAT, TAKFIRI.
Menurut Said, Takfiri adalah puncak yang paling sempurna dari radikalisme. Aliran ini, kata dia, dibentuk Syukri Ahmad Mustofa pada 1969 di Mesir.

“Aliran ini menganggap semua orang kafir, kecuali mereka saja yang tidak kafir. Mereka yang membunuh Presiden Mesir Anwar Sadad pada 3 Oktober 1981, membuhuh Menteri Agama Mesir Syekh Husein dan membunuh wartawan Yusuf,” papar Said.

Kelompok Takfri ini, lanjut Said, sebenarnya sudah dihabisi Presiden Mesir Hosni Mubarak, tapi banyak yang berhasil kabur ke Semenajung Sinai. Mereka bersembunyi di gua-gua dan lembah-lembah.

Alhasil, pengikut aliran Takfiri ini kembali melancarkan aksinya sekitar setengah tahun yang lalu. “Mereka meledakkan bom ketika sedang shalat Jumat dan menewaskan 380 orang,” kata Said.

Lebih lanjut, dia menjelaskan alasan mengapa Indonesia juga menjadi sasaran kelompok Takfiri. Kelompok ini di Indonesia sama dengan di tempat asalnya, yakni mengangaggap semua orang, kecuali mereka, adalah kafir. Bahkan, NU dan Muhammadiyah juga dianggap kafir.

“Mengapa? Karena kita dianggap negara yang tidak Islam. Mendukung Pancasila dan UUD 45 itu thaghut dan berhala bagi mereka,” ucapnya.

Tak hanya itu, imbuh Said, kelompok ini juga menjadikan produk hukum Indonesia sebagai alasan mengkafirkan. Sebab, menurut mereka, memakai hukum dari hasil olah pikir manusia adalah tindakan kafir.

“Persis dengan cara berpikirnya Abdur Rahman bin Muljam yang membunuh Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan dalih tidak melaksanakan hukum Allah. Ali itu dianggap kafir karena kalau mau memutuskan masalah selalu bermusyawarah dulu dengan sahabat. Bagi mereka itu bukan hukum Islam, (tapi) hukum manusia,” tutur Said.

Sumber :
http://www.muslimoderat.net/2019/09/kiai-said-ungkap-4-aliran-radikal-dan.html#ixzz5zUiOVUkA  .

Sunday, September 1, 2019

Jika Ingin Menguasai Orang Bodoh, Bungkus yang Batil dengan Agama


Judul ini diambil dari sebuah pesan Ibnu Rusyid, “Jika ingin menguasai orang bodoh, bungkus yang batil dengan agama”. Atas dasar fakta yang belakangan memang sedang menimpa di banyak negara, pesan ini seperti keras menampar dan menusuk. Negara-negara yang sejak dahulu dikenal sebagai barometer kemajuan peradaban Islam sperti Irak, Suriah, Libya, Yaman dan lainnya kini menjadi negara yang sedang dalam masa kehancuran bahkan masuk dalam katagori negara gagal karena konflik yang tak berkesudahan. Nyawa sudah tidak ada harganya oleh konflik berbungkus agama padahal sebenarnya berebut kuasa.

Di Indonesia, memang tak setragis itu, tapi dimana-dimana sudah bertebaran tanda akan upaya-upaya licik demi memuluskan kepentingan ingin berkuasa lalu dibungkusnya dengan embel-embel agama. Sungguh, bila ini dibiarkan bukan tidak mungkin Indonesia akan senasib dengan mereka.

https://artikel867913207.wordpress.com/2019/04/08/jika-ingin-menguasai-orang-bodoh-bungkus-yang-batil-dengan-agama/


Siapa Ibnu Rusyid ?

Abu Walid Muhammad bin Rusyd (Ibnu Rusyid), adalah seorang cendikia & ilmuwan muslim yang lahir di Andalusia Spanyol tahun 1128 M, pada masa invasi Kekaisaran Ummayah ke Eropa.

Selain seorang hafidz (hafal Al-Quran), Ibnu Rusyid memiliki “pengetahuan ensiklopedik” (jenius) mahir berbagai disiplin ilmu seperti kedokteran, hukum, matematika, filsafat, dll. Ibnu Rusyid adalah seorang Hakim yang juga seorang Fisikawan.

Pemikiran Ibnu Rusyd digadang sebagai karya filsafat berpengaruh abad pertengahan. Ibnu Rusyid juga tokoh perintis penelitian jaringan tubuh (histology) berjasa di bidang kedokteran, sampai mendapat gelar “Si Jenius dari Andalusia”.

Batil Berbungkus Agama

Ibnu Rusyid, salah satu cendikiawan terjenius dalam sejarah Islam, memperingatkan umat Muslim akan bahaya “alih fungsi agama”. Ibnu Rusyid memperingatkan akan datangnya satu masa ketika Islam akan diselewengkan justru dijadikan “alat” untuk Membenarkan yang batil.

Sepanjang sejarah kemanusiaan, tak terhitung banyaknya konflik dan perang yang menggunakan agama sebagai dalih untuk justifikasi (pembenaran) aksi perang, juga untuk manipulasi massa agar mau dijadikan mesin pembunuh.

Manipulasi sang Fuhrer

Adolf Hitler, orator terulung dalam sejarah umat manusia, membius bangsa Jerman dengan bungkus gerakan Nazi adalah “gerakan Kristiani”. Slogan “gerakan Nazi adalah Kristiani” selalu terdengar dalam setiap pidatonya (sumber: Bundesarchiv Berlin-Zehlendorf).

Buku suci Nazi “M-e-i-n K-a-m-p-f” yang ditulis Hitler, hampir setiap halaman nya selalu terdapat penegasan gerakan Nazi adalah gerakan “Relijius”, bahwasanya Nazi mengemban misi dari Tuhan untuk menghapus etnis yahudi dari muka bumi.

Bangsa Jerman terbius oleh manipulasi sang fuhrer lalu pergi berperang yang menyebabkan puluhan juta jiwa tewas, belum termasuk korban genosida pembersihan etnis yang dilakukan Nazi terhadap yahudi eropa.

Agama Dibuat Senjata oleh Kelompok Ekstrem untuk Pemusnah Massal

Sebut “konflik agama” yang pernah ada di muka bumi, dari Crusade (perang salib), sampai konflik Bosnia, sampai Perang Suriah, tidak pernah urusan agama, melainkan urusan Wilayah, Kekuasaan dan Uang (minyak), dan agama jadi dalih nya.

Karena tidak ada cara lebih efektif untuk manipulasi “orang bodoh” agar mau melakukan “hal bodoh” yaitu dengan menggunakan agama.

Kita menyaksikan sendiri berbondong-bondong orang bodoh pergi ke Surah & Irak untuk bergabung dengan ISIS rela MATI SANGIT (mati konyol) berpikir akan masuk surga plus bonus 72 bidadari #Bodoh

Kita menyaksikan betapa ayat dan dalil dijual lebih murah dari kacang goreng saat Pilkada untuk kampanye negatif menjatuhkan calon lawan dan memenangkan calon yang diusung.

Begitu dahsyat daya bius dan daya hipnotis agama terhadap orang-orang bodoh, sehingga akal sehat mereka berhenti total, berkat dogma “menggunakan akal adalah sesat”.

Makar Berbungkus Agama

Yang diperjuangkan oleh Ormas terlarang adalah mendirikan khilafah menggantikan falsafah Pancasila adalah gerakan makar tidak ada bedanya dengan PKI.

Bedanya dengan PKI, gerakan ini dibungkus agama, dibungkus dengan bendera tauhid, dibungkus dengan dalil sehingga orang-orang bodoh tidak bisa melihat kebatilan karena terlanjur “silau” oleh kemasan agama.

Wejangan Ibnu Rusyid “Jika ingin menguasai orang bodoh, bungkus yang batil dengan agama.”, memang nyata adanya. Kita hanya bisa berdoa semoga populasi orang bodoh lebih sedikit daripada populasi orang cerdas, aamiin.

Tak lupa juga, mari kita berdoa agar Revisi UU terorisme segera disahkan, supaya gerakan-gerakan makar berkedok agama dapat segera dibasmi tuntas, tas, tas, tassss, aamiiin.

Jangan mau tertipu…

Khilafah No Pancasila Yes